System Thinking
Berpikir secara sistem adalah bagaimana seseorang dapat memecahkan masalah secara kompleks. Masalah tersebut dapat terselesaikan secara keseluruhan dengan sistematis. System thinking juga dapat digunakan untuk pendekatan suatu individu dengan individu lain. Seperti, pemecahan masalah yang dapat memberikan feedback kepada lingkungannya.

Cara penyelesaian masalah dengan system thinking, adalah dengan mengikuti lima tahap. Antara lain, dapat mengidentifikasi kejadian yang diinginkan, identifikasi kesenjangannya, dan analisis kebijakan suatu masalah.

Berpikir secara sistemik dapat kita analogikan seperti teori Iceberg :

Teori Gunung Es (Iceberg Theory) merupakan instrument yang bisa digunakan untuk mencari akar penyebab sebuah permasalahan. Pada Sebuah Gunung es biasanya yang tampak hanya bagian atasnya, sementara kebawahnya yang tidak tampak justru semakin besar. Pun demikian sebuah permasalahan, Penyelesaian Reaktif langsung kepada satu kejadian akan sangat melelahkan. Instrumen ini sangat bisa membatu kita dalam membuat sebuah Opini yang terstruktur dan hollistik (menyeluruh) sehingga faktor yang bisa dikumpulkan menjadi semakin terfokus. Kita dapat melihat kejadian atau permasalahan secara reaktif dengan mengambil suatu keputusan tanpa melihat dampak secara keseluruhan.

nah, apakah perbedaan system thinking dengan hierarki system complexity by boulding ?

Hierarki system complexity by boulding

hierarki system complexity yang dikemukakan boulding ada sembilan. Dari kesembilan dapat kita simpulkan bahwa, sistem ini bekerja dari struktur yang terendah hingga ke tingkat yang tinggi.

apa saja kesembilan itu, antara lain :

  1.   Kerangka : sebuah struktur statis, relasi, fungsi atau posisi (bangunan, atom kristal, sel).
  2.  Clockworks: gerak yang telah ditentukan seperti jam (mesin, sistem surya, komputer)
  3.  Cybernetics: Mencari tujuan yang telah ditentukan dalam lingkungan yang dinamis dengan umpan balik (sistem kontrol otomatis)
  1. Sistem terbuka: Bertukar materi, energi dan informasi dengan lingkungan untuk mempertahankan dan mereproduksi dirinya sendiri (Organisme, sel)
  1. Genetik-sosial: Reksa ketergantungan dan pembagian kerja antara komponen agar layak (tanaman)
  1. Animal: Berbagai derajat kesadaran, memori, pengolahan informasi, perilaku teleologis dan mobilitas.
  1. Manusia (individu): Self-kesadaran, kemampuan bahasa, akumulasi pengetahuan, desain dan penggunaan alat-alat.
  1. organisasi sosial: Diselenggarakan sebagai negara, organisasi, dan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan produksi sosial, pendidikan, penelitian, politik, agama, dll
  1. Transendental: Tidak diketahui tetapi diandaikan memiliki struktur sistemik dan hubungan

kpst

Refrensi:

http://www.kompasiana.com/faizal_aminhaderi/membuat-opini-terstruktur-menggunakan-teori-gunung-es_55288cb76ea8346d128b4580

http://pratiwigaluhputri.wordpress.com

http://vercomfo.blogspot.co.id/2012/03/systems-thinking.html

http://image.slidesharedcdn.com

https://www.bth.se/faculty/gba/iea324/GST%28AII-3%29/tsld003.htm

http://docplayer.info/74809-Pengertian-system-thinking.html

 

Nama : Muhammad Breda Taftayani & Afif Ramadhan

Nim   : 1202154209 & 1202154217